sumber kekuatan

“Maa syaa Allah, laa quwwata illaa billah (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). (QS. Al-Kahfi: 39)

“Laa haula wa laa quwata illa billah” (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (HR Bukhari-Muslim)

Jangan hanya mengandalkan kekuatan yang kau miliki, karena pada hakekatnya, kamu sebagai seorang manusia, tidak memiliki kekuatan sedikitpun juga.

Mintalah kepada Allah SWT, zat yang maha perkasa, pemilik kerajaan langit dan bumi, agar menjagamu, menunjukimu, mengarahkanmu, dan melimpahkanmu banyak kebaikan atas dirimu.

Godaan Syaitan

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah* (QS. Al-A’raaf: 200)

Maksudnya: membaca A’udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim.

Syaitan selalu memiliki seribu satu cara untuk menggelincirkan manusia. Alih-alih susah payah melawan godaan mereka, minta perlindungan saja kepada Allah SWT.

Dikisahkan dari sebagian ulama salaf, ketika ia bertanya kepada muridnya mengenai apa yang akan ia lakukan jika digoda setan. Sang murid menjawab bahwa ia akan melawannya, demikian terus jawabannya kalau setan datang lagi menganggunya. Sang ulama memberikan perumpamaan, kalau kamu melewati sekumpulan domba dan anjing penjaganya mengonggong, apa yang akan kamu lakukan? Sang murid menjawab bahwa ia akan berhenti dan coba mengusir anjing tersebut. Akhirnya sang ulama memberitahu jawabannya, bahwa yang perlu ia lakukan, suatu cara yang mudah, hanyalah minta tolong kepada penggembala domba itu, agar memberikan jalan kepadanya.

Godaan Hawa Nafsu

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. (QS. Asy-Syams: 8-9)

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya). (QS. An-Naazi’aat: 40-41)

Dunia adalah arena pertarungan abadi antara dorongan kebaikan dan keburukan dalam diri kita. Satu sisi mengajak kepada keluhuran budi pekerti, sedang sisi yang lain selalu mendorong ke arah kerendahan sikap dan perilaku. Di satu sisi bisa melambungkan kita ke tingkat yang setara (atau bahkan mungkin lebih baik) dari malaikat, namun di sisi yang lain bahkan bisa menjeremuskan kita ke posisi yang bahkan lebih buruk daripada binatang ternak sekalipun.

Mintalah kepada Allah SWT limpahan hidayah, karena sesungguhnya barangsiapa yang telah ditunjukiNya, maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya, meskipun berkumpul seluruh jin dan manusia untuk menyesatkannnya.

Dan barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya. (QS. Az-Zumar: 37)

Ya Rabbi, kami berlindung kepadamu dari godaan syaitan yang terkutuk, dan kami berlindung kepadamu dari keburukan amal perbuatan kami. (amin)

~TebarKan slM & JdikanLAh hari INi lebih BAik dari PD hari kemArin~

 

sudahkah kita melakukan sesuatu

Segala puji hanya bagi Mu Ya Allah, di genggaman-Mu segala apa yang ada di alam, Engkau Yang Maha Pengampun atas segala dosa dan kesalahan, Maha Penerima Taubat dari hamba-Mu yang bertaubat, Engkau Yang Maha Dahsyat siksa-Mu, Engkau Yang Maha Luas Karunia-Mu, Tiada Ilah Yang Haq kecuali Engkau, Kepada-Mu Ya Allah kami semua akan kembali.

Sungguh ”Tiada suatu haripun yang fajarnya menyingsing dari ufuk Timur melainkan ia berseru :”Wahai anak Adam! Aku adalah makhluk yang baru dan aku menjadi saksi seluruh amal perbuatanmu, maka ambillah bekal dari padaku, sungguh aku tidak akan pernah kembali lagi hingga datangnya hari kiamat nanti. “ Abu Nu’aim.

Bila detik, menit, dan hari terus berlalu dan tak pernah kembali…lalu apa yang bisa dan sudah kau lakukan untuk menyongsong Yaumul Hisab wahai diriku?.

Sekiranya detik dan menit dalam hidup ini hanya bernilai rupiah dan dolar atau materi semata, apa kira-kira yang akan menjadi pemberat amalmu kelak?

Jika langkah-langkah kakimu yang menapaki bumi ini hanya sebatas rutinitas yang hampa akan nilai kesholihan, mampukah kiranya kamu memijak panasnya bumi Mahsyar kelak?

Dan kalaulah ketaatanmu sangat minim, bisakah kamu menerima raport amalmu kelak dengan tangan kanan?

Wahai diri yang saat ini sedang penat dan letih, yang tersungkur dibawah tindihan beban hubbud dunya –cinta dunia-.

Wahai diri yang saat ini sedang suntuk dan gelisah dihadapan onggokan noda dan dosa, maksiat dan kesalahan. Tengoklah kebelakang tapak-tapak kehidupanmu …… dan juga pandanglah kedepan arah perjuangan ini, cermati arahan uswah kita Muhammad saw,

“Wahai sekalian manusia, sungguh… dalam hidup kalian ada rambu-rambu petunjuk jalan, maka ikutilah rambu-rambu itu, dan sungguh pada hidup kalian semua ada batas akhir, maka berhentilah pada batas yang telah ditentukan. Sesungguhnya seorang mukmin itu, senantiasa berada pada dua rasa takut: antara kehidupan yang telah ia lalui, dimana ia tidak tahu apa yang diperbuat Allah terhadap dirinya – Apakah Allah catat dia bersama orang-orang yang soleh atau sebaliknya? – dan waktu hidup yang masih tersisa, dimana ia tidak tahu apa yang ditetapkan Allah terhadapnya – Apakah husnul khotimah ataukah sebaliknya, na’udzubillah? karena itu hendaklah seorang hamba mengoptimalkan potensi dirinya untuk menyelamatkan dirinya sendiri, menggunakan kehidupan dunianya sebaik-baiknya untuk membangun kemegahan akhiratnya, menggunakan masa mudanya sebelum tuanya dan mengoptimalkan detik-detik kehidupan ini sebelum ajal, demi Dzat yang jiwa Muhammad digenggaman-Nya, sesudah kematian tak ada kepayahan, sesudah dunia ini tak ada kehidupan, melainkan Syurga atau Neraka”. Ibnu Abbas

Diriku…,Sungguh perjalanan hidup ini masih panjang dan melelahkan, bekalmu amatlah sedikit, sedang tempat kembalimu…?

Kamu tidak tahu wahai diriku ….! Apakah Syurga ataukah Neraka?

Maka apa yang bisa kau lakukan saat ini untuk meraih keindahan hidup kelak, lakukanlah dengan terus mencermati Kalam Rabbmu 9:105.

“Bekerjalah, berbuatlah, beramallah, Allah dan Rasul-Nya juga orang-orang beriman akan senantiasa melihat amal-amalmu.”

Hanya kepada Allah Roja’ mu –harapanmu- kau gantungkan. Harapan husnul khatimah dan meraih ridho Allah swt. Amiin.